Total Tayangan Halaman

Sabtu, 30 April 2011

Akor FC Jombang Klub Terakhir Yang Mendaftar

news_18740.jpg


Klub Akor FC Jombang menjadi anggota PSSI terakhir yang memasukkan berkas pencalonan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Anggota Komite Eksekutif PSSI. Eko Yuda, perwakilan klub Divisi III tersebut tiba di kantor PSSI beberapa menit jelang penutupan, Sabtu (23/4) pukul 24:00 WIB. Selain Akor Jombang, Eko juga membawa berkas pencalonan untuk klub Perssi Sukabumi.

Kedua klub tersebut sama – sama mencalonkan Bernard Limbong sebagai Ketua Umum PSSI. Namun, untuk dua posisi lainnya berbeda. Akor FC Jombang mencalonkan Farid Rahman sebagai wakil Ketua Umum dan Tri Goestoro sebagai anggota Komite Eksekutif. Sedangkan klub Perssi Sukabumi justru mencalonkan Tri Goestoro sebagai Wakil Ketua Umum dan Farid Rahman sebagai anggota Komite Eksekutif.

Dari hasil rekapitulasi panitia pendaftaran, total nama bakal calon ketua umum PSSI yang masuk hingga penutupan jam 24:00 WIB tadi adalah sebanyak 34 orang. Meski begitu, sejumlah nama tersebut termasuk juga calon yang diusung oleh pihak independen maupun klub yang belum jadi angggota PSSI. Jumlah calon Wakil Ketua Umum PSSI sebanyak 29 orang, dan 76 orang untuk calon anggota Komite Eksekutif.

Masuknya beberapa nama bakal calon dari pihak independen maupun klub yang belum menjadi anggota PSSI tersebut masih dimaklumkan karena pada periode 12 – 23 April 2011, panitia pendaftaran hanya menerima semua berkas yang masuk. Belum ada proses verifikasi data siapa yang berhak untuk mencalonkan dan dicalonkan. Proses verifikasi tersebut akan segera dilakukan mulai tanggal 25 April 2011 oleh Komite Normalisasi yang sekaligus bertindak sebagai Komite Pemilihan.

"Pada hari Minggu (24/4) ini kami off dulu. Baru pada hari Senin (25/4) kami akan menggelar rapat pertama. Sore harinya akan digelar press conference," kata Joko Driyono, anggota Komite Normalisasi.

Proses verifikasi bakal calon yang masuk akan berlangsung hingga tanggal 29 April 2011. Pada tanggal 30 April – 6 Mei 2011 adalah masa pengajuan banding. Berkas pengajuan tersebut akan dibahas oleh Komite Banding pada tanggal 7 – 13 Mei 2011. 

Rabu, 20 April 2011

bintang masa depan INDONESIA


  
Nama                        : Yongki Aribowo
Tempat Tanggal Lahir: Tulungagug 23 November 1989
Alamat                       : jl Botoran Timur Gg II/31E Tulungagung 66213
Nama Orang Tua       : H. Goenarto dan Hj Nur Fadilah
Saudara                     : Zaki, Nike, Yongki, Sauqi, Rolan
Pendidikan Sekarang  :UNP, Semester 6 Jurusan Olahraga
Hobi                           :otomotif, belajar
Karier                         :
a. SSB SINAR JAYA
b. PERSETA JUNIOR
c. PERSIK JUNIOR
d. PERSIK SENIOR
e. AREMA INDONESIA
Harapan AREMA INDONESIA untuk lolok kebabak selanjutnya dalam kompetisi AFC CHAMPIONS LEAGUE, setelah kemarin AREMA kalah telak atas SHANDONG LUNENG 5 - 0 tanpa balas. Gol SHANDONG LUNENG dicetak oleh :
  • Deng Zhuoxiang 25'
  • De Brito 44'
  • Peng Han 71'
  • Mozhapa Murehemaitijiang 81'
  • Yongpo Wang 90'

Selasa, 19 April 2011


Ketua Komite Normalisasi (KN) PSSI Agum Gumelar Selasa (19/4) siang waktu Swiss, sudah bertemu dengan Presiden FIFA Joseph Sepp Blatter di markas FIFA di Zurich. Usai pertemuan yang sempat tertunda 2,5 jam tersebut, Agum Gumelar menyatakan bahwa Komite Normalisasi harus tetap berpatokan pada surat FIFA per tanggal 4 April lalu.

"Dari hasil pertemuan dengan FIFA hari ini, FIFA memerintahkan agar kami (KN) tetap berpegang pada surat FIFA per tanggal 4 April silam," kata Agum Gumelar.

"Besok, rencananya FIFA juga akan membahas hasil Kongres PSSI 14 April lalu di Hotel Sultan. Keputusannya akan diumumkan Kamis (21/4) melalui surat resmi ke PSSI," imbuh Agum.

Sebelumnya, Agum Gumelar pada Senin (18/4) siang sudah bertemu dengan Direktur Asosiasi dan Pengembangan FIFA Thierry Regenass. Pada kesempatan itu Thierry Regenass sudah mengemukakan kepada Agum bahwa keputusan FIFA yang tertuang dalam surat tanggal 4 April 2011 sudah tak bisa berubah lagi.

Sementara itu di Jakarta, anggota Komite Etik dan Fair Play FIFA Suryadharma "Dali" Tahir mengungkapkan bahwa finalisasi keputusan FIFA tersebut sudah bisa diketahui sejak beberapa hari lalu, khususnya setelah "Kongres" 14 April yang mengesahkan pembetukan Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan.

"Thierry Regenass menyatakan bahwa dia banyak dihubungi teman-teman media dari Indonesia yang mempertanyakan masalah itu, dan dia menjawab bahwa FIFA tidak memperkenankan pembentukan KP dan KBP tersebut," jelas Dali Tahir.

Pembentukan Komite Normalisasi yang diketuai oleh Agum Gumelar ditetapkan melalui surat FIFA yang dikeluarkan 4 April dari Zurich, Swiss. Komite Normalisasi dibentuk oleh Komite Darurat atau Emergency Committee FIFA yang merupakan representasi dari negara-negara anggota FIFA. Emergency Committee hanya bersidang sewaktu-waktu, untuk membahas kasus-kasus penting yang terjadi di negara anggota FIFA.

Salah satu tugas KN, menurut surat Komite Darurat FIFA, adalah melaksanakan Kongres PSSI sebelum 21 Mei. Menyambut Kongres itu, KN sekaligus bertindak sebagai Komite Pemilihan atau electoral commission, yang nantinya harus membuat Kode Pemilihan (electoral code) berdasarkan FIFA Electoral Code dan Statuta PSSI.

"Keputusan komite darurat tidak bisa dianulir begitu saja, bahkan oleh presiden FIFA sekali pun," terang Dali Tahir. (adi)


SEJARAH PSSI

  •  Sekilas Tentang PSSI
PSSI (Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia ) yang dibentuk 19 April 1930 di Yogyakarta. Sebagai organisasi olahraga yang dilahirkan di Zaman penjajahan Belanda, Kelahiran PSSI betapapun terkait dengan kegiatan politik menentang penjajahan. Jika meneliti dan menganalisa saat- saat sebelum, selama dan sesudah kelahirannya, sampai 5 tahun pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, jelas sekali bahwa PSSI lahir, karena dibidani politisi bangsa yang baik secara langsung maupun tidak, menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih - benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia.
•  Awal Mula Berdirinya PSSI
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali ke tanah air Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda "Sizten en Lausada" yang berpusat di Yogyakarta. Disana ia merupakan satu - satunya orang Indonesia yang duduk dalam jajaran petinggi perusahaan konstruksi yang besar itu. Akan tetapi, didorong oleh jiwa nasionalis yang tinggi Soeratin mundur dari perusahaan tersebut.
Setelah berhenti dari "Sizten en Lausada" ia lebih banyak aktif di bidang pergerakan, dan sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepakbola, Soeratin menyadari sepenuhnya untuk mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan dalam pertemuan para pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda) Soeratin melihat sepakbola sebagai wahana terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda, sebagai tindakan menentang Belanda.
Untuk melaksanakan cita - citanya itu, Soeratin mengadakan pertemuan demi pertemuan dengan tokoh - tokoh sepakbola di Solo, Yogyakarta dan Bandung . Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian ketika diadakannya pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta dengan Soeri - ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta) bersama dengan pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi persepakbolaan kebangsaan, yang selanjutnya di lakukan juga pematangan gagasan tersebut di kota Bandung, Yogya dan Solo yang dilakukan dengan tokoh pergerakan nasional seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A Hamid, Soekarno (bukan Bung Karno), dan lain - lain. Sementara dengan kota lainnya dilakukan kontak pribadi atau kurir seperti dengan Soediro di Magelang (Ketua Asosiasi Muda).
Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil - wakil dari VIJ (Sjamsoedin - mahasiswa RHS); wakil Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB) Gatot; Persatuan Sepakbola Mataram (PSM) Yogyakarta, Daslam Hadiwasito, A.Hamid, M. Amir Notopratomo; Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo Soekarno; Madioensche Voetbal Bond (MVB), Kartodarmoedjo; Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM) E.A Mangindaan (saat itu masih menjadi siswa HKS/Sekolah Guru, juga Kapten Kes.IVBM) Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB) diwakili Pamoedji. Dari pertemuan tersebut maka, lahirlah PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) nama PSSI ini diubah dalam kongres PSSI di Solo 1950 menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang juga menetapkan Ir. Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI.
Begitu PSSI terbentuk, Soeratin dkk segera menyusun program yang pada dasarnya "menentang" berbagai kebijakan yang diambil pemerintah Belanda melalui NIVB. PSSI melahirkan "stridij program" yakni program perjuangan seperti yang dilakukan oleh partai dan organisasi massa yang telah ada. Kepada setiap bonden/perserikatan diwajibkan melakukan kompetisi internal untuk strata I dan II, selanjutnya di tingkatkan ke kejuaraan antar perserikatan yang disebut "Steden Tournooi" dimulai pada tahun 1931 di Surakarta .
Kegiatan sepakbola kebangsaan yang digerakkan PSSI , kemudian menggugah Susuhunan Paku Buwono X, setelah kenyataan semakin banyaknya rakyat pesepakbola di jalan - jalan atau tempat - tempat dan di alun - alun, di mana Kompetisi I perserikatan diadakan. Paku Buwono X kemudian mendirikan stadion Sriwedari lengkap dengan lampu, sebagai apresiasi terhadap kebangkitan "Sepakbola Kebangsaan" yang digerakkan PSSI. Stadion itu diresmikan Oktober 1933. Dengan adanya stadion Sriwedari ini kegiatan persepakbolaan semakin gencar.
Lebih jauh Soeratin mendorong pula pembentukan badan olahraga nasional, agar kekuatan olahraga pribumi semakin kokoh melawan dominasi Belanda. Tahun 1938 berdirilah ISI (Ikatan Sport Indonesia), yang kemudian menyelenggarakan Pekan Olahraga (15-22 Oktober 1938) di Solo.
Karena kekuatan dan kesatuan PSSI yang kian lama kian bertambah akhirnya NIVB pada tahun 1936 berubah menjadi NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie) dan mulailah dirintis kerjasama dengan PSSI. Sebagai tahap awal NIVU mendatangkan tim dari Austria "Winner Sport Club " pada tahun 1936.
Pada tahun 1938 atas nama Dutch East Indies, NIVU mengirimkan timnya ke Piala Dunia 1938, namun para pemainnya bukanlah berasal dari PSSI melainkan dari NIVU walaupun terdapat 9 orang pemain pribumi / Tionghoa. Hal tersebut sebagai aksi protes Soeratin, karena beliau menginginkan adanya pertandingan antara tim NIVU dan PSSI terlebih dahulu sesuai dengan perjanjian kerjasama antara mereka, yakni perjanjian kerjasama yang disebut "Gentelemen's Agreement" yang ditandatangani oleh Soeratin (PSSI) dan Masterbroek (NIVU) pada 5 Januari 1937 di Jogyakarta. Selain itu, Soeratin juga tidak menghendaki bendera yang dipakai adalah bendera NIVU (Belanda). Dalam kongres PSSI 1938 di Solo, Soeratin membatalkan secara sepihak Perjanjian dengan NIVU tersebut.
Soeratin mengakhiri tugasnya di PSSI sejak tahun 1942, setelah sempat menjadi ketua kehormatan antara tahun 1940 - 1941, dan terpilih kembali di tahun 1942.
M asuknya balatentara Jepang ke Indonesia menyebabkan PSSI pasif dalam berkompetisi, karena Jepang memasukkan PSSI sebagai bagian dari Tai Iku Kai, yakni badan keolahragaan bikinan Jepang, kemudian masuk pula menjadi bagian dari Gelora (1944) dan baru lepas otonom kembali dalam kongres PORI III di Yogyakarta (1949).
•  Perkembangan PSSI
Pasca Soeratin ajang sepakbola nasional ini terus berkembang walaupun perkembangan dunia persepakbolaan Indonesia ini mengalami pasang surut dalam kualitas pemain, kompetisi dan organisasinya. Akan tetapi olahraga yang dapat diterima di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan apapun kondisinya. PSSI sebagai induk dari sepakbola nasional ini memang telah berupaya membina timnas dengan baik, menghabiskan dana milyaran rupiah, walaupun hasil yang diperoleh masih kurang menggembirakan.
Hal ini disebabkan pada cara pandang yang keliru. Untuk mengangkat prestasi Timnas, tidak cukup hanya membina Timnas itu sendiri, melainkan juga dua sektor penting lainnya yaitu kompetisi dan organisasi, sementara tanpa disadari kompetisi nasional kita telah tertinggal.
Padahal di era sebelum tahun 70-an, banyak pemain Indonesia yang bisa bersaing di tingkat internasional sebut saja era Ramang dan Tan Liong Houw, kemudian era Sucipto Suntoro dan belakangan era Ronny Pattinasarani.
Dalam perkembangannya PSSI sekarang ini telah memperluas jenis kompetisi dan pertandingan yang dinaunginya. Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri ini terdiri dari :
•  Divisi utama yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
•  Divisi satu yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
•  Divisi dua yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
•  Divisi tiga yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus amatir.
•  Kelompok umur yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain:
•  Dibawah usia 15 tahun (U-15)
•  Dibawah usia 17 tahun (U-170
•  Dibawah Usia 19 tahun (U-19)
•  Dibawah usia 23 tahun (U-23)
•  Sepakbola Wanita
•  Futsal.
PSSI pun mewadahi pertandingan - pertandingan yang terdiri dari pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak perkumpulan atau klub sepakbola, pengurus cabang, pengurus daerah yang dituangkan dalam kalender kegiatan tahunan PSSI sesuai dengan program yang disusun oleh PSSI. Pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak ketiga yang mendapat izin dari PSSI. Pertandingan dalam rangka Pekan Olahraga Daerah (PORDA) dan pekan Olah Raga Nasional (PON). Pertandingan - pertandingan lainnya yang mengikutsertakan peserta dari luar negeri atau atas undangan dari luar negeri dengan ijin PSSI.
Kepengurusan PSSI pun telah sampai ke pengurusan di tingkat daerah - daerah di seluruh Indonesia . Hal ini membuat Sepakbola semakin menjadi olahraga dari rakyat dan untuk rakyat.
Dalam perkembangannya PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952 pada saat congress FIFA di Helsinki. Setelah diterima menjadi anggota FIFA, selanjutnya PSSI diterima pula menjadi anggota AFC (Asian Football Confederation) tahun 1952, bahkan menjadi pelopor pula pembentukan AFF (Asean Football Federation) di zaman kepengurusan Kardono, sehingga Kardono sempat menjadi wakil presiden AFF untuk selanjutnya Ketua Kehormatan.
Lebih dari itu PSSI tahun 1953 memantapkan posisinya sebagai organisasi yang berbadan hukum dengan mendaftarkan ke Departement Kehakiman dan mendapat pengesahan melalui SKep Menkeh R.I No. J.A.5/11/6, tanggal 2 Februari 1953, tambahan berita Negara R.I tanggal 3 Maret 1953, no 18. Berarti PSSI adalah satu - satunya induk organisasi olahraga yang terdaftar dalam berita Negara sejak 8 tahun setelah Indonesia merdeka.http://www.pssi-football.com/id/view.php?page=pssi
http://www.fifa.com
Kompetisi Liga Futsal Indonesia kembali begulir mulai tanggal 19 April 2011di Jakarta. Pada kompetisi yang tahun ini menginjak musim yang kelima, LFI menggandeng produsen olahraga papan atas di tanah air, Specs sebagai sponsor utama.

"Ini adalah untuk kesekalian kalinya Specs menjadi sponsor dalam kejuaraan resmi. Untuk liga futsal sendiri, memang baru pertama kali kami menjadi sponsor utama. Ini menjadi bukti komitmen Specs untuk ikut aktif dalam pembinaan olahraga di Indonesia, khususnya sepakbola dan futsal," ujar Ricky Yakobi, Manajer Pemasaran Dalam Negeri Specs.

Ricky menambahkan, saat ini gairah dan antusiasme futsal di Indonesia tengah naik daun. Fakta itulah yang membuat Specs tidak ragu untuk bergabung menjadi sponsor kejuaraan ini.

"Saya berharap kolaborasi ini akan menghasilkan target seperti yang kami harapkan yaitu kompetisi yang bisa melahirkan pemain-pemain berbakat yang nantinya akan menjadi skuad tim nasional. Apalagi kita tengah fokus menyiapkan diri untuk mengikuti SEA Games. Dibandingkan sepakbola, futsal saya rasa lebih berpeluang meraih medali emas, sehingga Specs Liga Futsal Indonesia V-2011 ini akan menjadi ajang terbaik untuk menjaring pemain untuk timnas SEA Games," papar Ricky Yakobi.

Fried Rudi Fatihan, Sekretaris BFN dalam jumpa pers di Kantor BFN, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menjelaskan, Specs Liga Futsal Indonesia V-2011 ini merupakan agenda rutin yang digelar BFN untuk memajukan olahraga futsal di tanah air, khususnya untuk mempersiapkan tim nasional futsal yang akan diturunkan di SEA Games XXVI.

"Kejuaraan ini akan berlangsung dalam tiga seri pada babak regular. Setelah itu empat tim terbaik akan maju ke final four dan dua tim terbaik akan berlaga di babak final," jelas Fried.

Ada sembilan klub terbaik Indonesia yang akan tampil dalam ajang Specs Liga Futsal Indonesia V ini, antara lain, Harimau Rawa dari Riau, Electric PLN dari Jakarta, Pelindo II dari Jakarta, Futsal Kota Bandung, Jatim Futsal, Bank Sumut FC, IM Sriwijaya United, JICT Futsal, dan Jaya Kencana dari Tangerang Selatan.

Seri pertama akan digelar di Vidi Arena Pancoran Jakarta, 19-26 April, kemudian Seri kedua, digelar di GOR Saburai Lampung, 30 Mei-4 Juni, Seri Ketiga digelar di Palembang, 6-10 Juli dan babak final four akan digelar di Tennis Indoor, Gelora Bung Karno, Jakarta, mulai 22-23 Juli, dengan finalnya di tempat yang sama, 24 Juli.

Sementara itu, juara bertahan LFI, Harimau Rawa bertekad mempertahankan mahkota juara yang mereka rebut musim lalu. Kendati materi pemain musim ini berbeda jauh dibandingkan musim lalu, tetapi Harimau Rawa tetap optimis bisa mengulang prestasi itu.

"Kalau dulu dengan adanya nama-nama besar seperti Socrates, Djaelani Ladjanibi, atau pun Vennard Hutabarat, bisa menjamin kekuatan tim, tetapi sekarang tidak lagi. Karena sekarang kemampuan setiap tim sudah merata. Pemain baru pun sudah banyak yang kualitasnya mampu menyaingi pemain timnas," tegas Asisten Pelatih Harimau Rawa Evan Romeo.

Tekad serupa dicanangkan tim langganan juara Electric PLN. Ketua Klub PLN Jerico Umbas menegaskan, timnya tidak banyak membuat perubahan materi pemain tahun ini. Dengan modal itu, ia yakin timnya bisa kembali mengambil gelar juara dari tangan Harimau Rawa.

"Target kami musim ini jelas merebut kembali gelar juara yang terlepas tahun lalu. Tidak ada lagi cerita hanya jadi nomor dua," tandasnya.
Tim Cahill telah menegaskan keinginannya untuk mewakili Australia pada Piala Dunia2014 FIFA  di Brasil pada usia 34.

Gelandang Everton Cahill perlu sedikit motivasi setelah mengecewakan di Afrika Selatan tahun lalu. Gelandang itu melihat merah dalam memukul Australia 4-0 di tanganJerman, merindukan permainan Ghana karena suspensi dan hanya turun dari tandadalam swansong Socceroos 'melawan Serbia.

Cahill kembali ke tim nasional pada waktunya untuk Piala Asia AFC pada bulan Januari, bermain melalui cedera pergelangan kaki seperti Australia jatuh pendek daripiala pertama mereka di final melawan Jepang. Komitmen-Nya kepada Socceroostelah menyebabkan friksi di Goodison Park dan David Moyes merupakan pengkritik keras Cahill keinginan untuk bermain di Piala Asia. The Scot terbukti benar dalamketakutannya sebagai Australia kembali ke Inggris keperawatan cedera kaki yangmemiliki keterbatasan waktu untuk bermain sejak.

Namun, meskipun keausan tugas nasional telah dituntut di tubuhnya, Cahill bertekaduntuk membuat ke final 2014 apabila memenuhi syarat Socceroos - meskipun iamengakui bahwa ia berharap akan berjuang untuk tempat melawan generasi mudapeningkatan pemain Australia.
Upaya mempererat hubungan kerjasama Indonesia-Spanyol lewat sepakbola semakin gendar dilakukan KBRI Madrid di negeri matador itu. Setelah menjalin kerjasama dengan Real Madrid, kini upaya sama juga dilakukan dengan manajemen klub terbaik dunia, Barcelona.

Kepastian kerjasama ini didapat usai pertemuan Duta Besar Indonesia untuk Spanyol, Adiyatwidi Adiwoso dengan presiden klub asal Catalan itu, Sandro Rossel, Kamis (14/4) lalu, di Camp Nou, Barcelona.

Dalam pertemuan tersebut, Rossel menyatakan komitmennya untuk menjajaki berbagai kerjasama di bidang sepakbola dengan Indonesia, termasuk melakukan pertandingan persahabatan dengan Tim nasional dan pembukaan sekolah sepakbola di Indonesia.

Pertemuan juga membicarakan kemungkinan pelaksanaan training of trainers bagi para pelatih sepakbola Indonesia, sehingga akan tercetak para pemain muda sepakbola Indonesia yang berkualitas untuk dapat membawa nama Indonesia di kancah persepakbolaan internasional.

Apa yang dilakukan KBRI Madrid adalah wujud nyata untuk mempererat hubungan antara Indonesia dengan Spanyol, dimana sepakbola dipandang sebagai salah satu media yang paling tepat, mengingat kecintaan masyarakat dua negara tersebut akan sepakbola. Duta besar dalam pertemuan tersebut juga menyebutkan dengan begitu banyaknya penggemar klub Barcelona di Indonesia, kedatangan tim Catalan untuk melakukan pertandingan persahabatan akan sangat dinantikan oleh para suporter setia klub nomor satu Spanyol dan dunia ini.

KBRI Madrid juga berkomitmen mendorong kerjasama olahraga Indonesia- Spanyol, khususnya dalam cabang sepakbola seperti yang tengah dirintis saat ini. Sebelumnya Duta Besar bersama prof Toho Cholik Mutohir dan Herman Ago, selaku ketua dan promotor Liga Pendidikan Indonesia, juga telah melakukan pertemuan dengan manajemen klub ternama Spanyol lainnya, Real Madrid.

Jika kerjasama dengan dua klub elite Spanyol ini dapat segera terwujud maka tidak lama lagi publik Indonesia akan dapat menikmati pertandingan-pertandingan kelas dunia melalui permainan cantik bintang Barcelona Lionel Messi dan bintang Real Madrid, CristianoRonaldo secara langsung di tanah air.(fir) 


http://www.pssi-football.com/id/view_news.php?page=news&id=18727&&fc39c37517a9279d13a95d49df6a04a5
Komite Pemilihan PSSI memberikan kesempatan bagi para anggota untuk mengajukan pendaftaran pencalonan ulang jika nama-nama bakal calon yang diajukan ternyata tidak disetujui oleh FIFA. Hal ini khususnya berlaku bagi anggota PSSI yang mendaftarkan empat calon ketua umum yang sudah ditolak oleh FIFA, yakni Nurdin Halid, Nirwan Dermawan Bakrie, Arifin Panigoro dan George Toisutta.

Keputusan FIFA selaku otoritas sepakbola dunia terhadap pencalonan keempat nama tersebut di atas akan disampaikan Selasa (19/4) sore dalam pertemuan dengan Ketua Komite Normalisasi (KN) PSSI, Agum Gumelar. Agum, yang sudah bertolak ke Zurich pada Minggu (17/4) malam, dijadwalkan bertemu Sekjen FIFA Jerome Valcke dan Direktur Asosiasi & Pengembangan FIFA Thierry Regenass pada pukul 10.30 waktu setempat, atau sekitar pukul 16.30 wib.

Jika FIFA tetap memutuskan Nurdin Halid, Nirwan Dermawan Bakrie, Arifin Panigoro dan George Toisutta tak bisa lagi dicalonkan sebagai ketua umum PSSI -- bahkan sekaligus wakil ketua umum dan anggota Exco sekali pun-- maka anggota PSSI yang sudah mendaftarkan nama mereka sebagai bakal calon Exco PSSI 2011-2015 diperbolehkan untuk mengganti pencalonannya. Untuk itu, anggota PSSI diperkenankan mengajukan pendaftaran ulang dengan nama lain. Kesempatan pendaftaran ulang ini diberikan hingga batas waktu pendaftaran berakhir, yakni Sabtu (23/4) tengah malam.

Formulir untuk pengajuan pendaftaran ulang bisa di download di situs resmi PSSI, www.pssi-football.com, atau dengan mengambilnya langsung pada resepsionis PSSI, Pintu X-XI Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan.

Sementara masih menunggu keputusan resmi FIFA yang baru akan ditentukan Selasa sore itu, nama George Toisutta masih berada di urutan teratas dalam daftar calon ketua umum yang diajukan anggota PSSI. Hingga Senin (18/4) malam pukul 19.00 wib, nama KSAD didaftarkan oleh 14 anggota PSSI. Sebanyak 10 anggota PSSI mengajukan nama GT pada pendaftaran Senin sore.

Yang menarik, pada Senin sore ini juga nama Arifin Panigoro didaftarkan oleh 10 anggota PSSI untuk posisi wakil ketua umum. Ke-10 yang mengajukan nama AP ini adalah juga yang sama-sama mendaftarkan nama GT untuk posisi ketum. Ke-10 anggota PSSI yang mengajukan nama GT dan AP untuk posisi ketum dan waketum ini terdiri dari wakil dari pengprov, klub liga super, divisi utama dan klub liga amatir, termasuk anggota Divisi III ISP Purworejo.

ISP Purworejo pada Jumat (15/4) sebelumnya mengembalikan formulir pendaftaran dengan berturut-turut mengajukan nama Adhyaksa Dault, Agusman Effendi dan Ibnu Munzir masing-masing untuk posisi ketum, waketum dan anggota Exco. Namun, pada saat mengulangi pendaftaran pencalonannya Senin sore, ISP Purworejo hanya menegembalikan formulir untuk pencalonan GT dan AP sebagai ketum dan waketum. Namun, penegembalian formulir susulan ISP Purworejo ini hanya ditandatangani oleh ketua umum klub bersangkutan, sedangkan sekretaris umumnya belum menandatangani.

Yang jelas, dengan pengembalian formulir pendaftaran dari 10 klub di atas, maka nama AP pun langsung meroket dalam bursa pencalonan, dengan total diajukan oleh 13 anggota PSSI.

Untuk posisi anggota Exco, nama mantan "pemilik" PSMS Medan Dr. Sihar P Sitorus, BSBA, MBA, juga melejit dalam pencalonan. Putra mantan "raja" kelapa sawit DL Sitorus ini didaftarkan dalam satu paket oleh sebagian besar anggota PSSI yang mengajukan nama GT dan AP, Senin sore. Sihar Sitorus diajukan oleh enam anggota.

Sudah mulai turut bersaing dalam bursa anggota Exco adalah nama La Nyala Mattaliti, pembina sepakbola Jatim yang juga wakil ketua umum KONI Jatim. La Nyala Mattaliti didaftarkan oleh tiga anggota, yakni Deltras Sidoarjo, Persebaya Surabaya, dan Madiun Putra FC. (adi)